Rakernas PP PELTI: Pengprov Sulut Usulkan Sejumlah Poin Penting, antara lain Terkait PON

ayotenis.com, Bali, - Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PELTI) Sulawesi Utara (Sulut) menyampaikan beberapa masukan yang merupakan buah pikir Pengprov, Pengurus Kabupaten (Pengkab) dan Pengurus Kota (Pengkot) di Sulut, antara lain dari Dody Sumajouw,  Ronny Assa dan Gege Rey, untuk diusulkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pengurus Pusat (PP) PELTI tahun 2021 yang digelar di Wisma WEDHAPURA Sanur Bali pada tanggal 3 s/d 5 Desember 2021. 

Sejumlah usulan penting yang diusung oleh Pengprov PELTI Sulut antara lain: Pentingnya diadakannya Kursus bagi para pelatih, wasit dan referee,  harus ada pembatasan umur dan Sistem Seleksi atlet ke ajang PON, dan perlunya seleksi yang berdasarkan pembagian Wilayah atau regional. 

Hal tersebut seperti diutarakan oleh Sekretaris Umum (Sekum) Pengprov PELTI Sulut, Nico Tampi, dalam keterangan pers yang diterima oleh tenisIndonesia.com dan ayotenis.com, Minggu (05/12/2021).

"Setelah usulan-usulan tersebut diajukan dalam Sidang Komisi, beberapa dapat diterima dalam Sidang Pleno, dengan menghasilkan sederet perubahan pada Porsi Kuota atlet Cabor tenis, dari yang awalnya 12 menjadi 16 atlet untuk PON 2024/2025." tutur Nico Tampi.

"Dan dengan cara seleksi atlet melalui sistem Zonasi. Sistem ini mengubah cara Seleksi atlet yang berlaga di PON tahun 2021 lalu karena diambil dari 7 terbaik Peringkat Nasonal PELTI (PNP) atlet dan sisanya diambil dari seleksi Pra PON dengan sistem beregu. Sistem Zonasi bisa membuat pemerataan atlet mewakili provinsi-provinsi di luar Jawa, Sumatera dan Kalimantan." sambungnya.

Lebih lanjut Nico memaparkan, Sistem Zone tersebut dibagi menjadi 7 Wilayah (Zone), yaitu: 

Wilayah 1: Provinsi Sumbar, Aceh, Sumut, Riau dan Kep. Riau.

Wilayah 2 ; Prov. Sumsel,  Jambi, Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung.

Wilayah 3; Prov. Banten, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jabar dan Jateng.

Wilayah 4 : Prov. Jawa Timur,  Bali,  NTT, dan NTB.

Wilayah 5: Prov. Kaltim, Kalbar, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara.

Wilayah 6 : Prov. SULUT, Gorontalo, Sultra. Sulteng, Sulbar dan Sulsel.

Wilayah 7 : Prov Papua, Maluku, Malut, Papua Barat. 

Sementara itu Ketua Umum (Ketum) Pengprov PELTI Sulut Drs. Steven O.E. Kandouw dalam Rakernas itu juga mengusulkan agar adanya pembatasan Usia bagi atlet peserta PON.

"Usul pembatasan usia memungkin daerah akan memacu atlet usia muda untuk bersaing dan mengembangkan prestasi lebih fokus" kata Kandouw yang juga Wagub Sulut dan Ketua KONI Sulut tersebut. 

Namun nampaknya masih lebih banyak Pengprov yang tetap menghendaki PON digelar tanpa pembatasan usia, seperti yang berlaku di PON XX Papua lalu. Alasan utamanya adalah  puncak untuk mengukur keberhasilan pembinaan prestasi adalah di ajang PON, karena disitulah tempat pengujian prestasi. 

Selain berhasil meloloskan Zonasi sebagai salah satu hasil rakernas, usulan Pengprov Sulut lainnya yang diterima dalam Rekernas yang dihadiri oleh 32 dari 34 Pengprov plus PP PELTI tersebut, adalah program pelatihan bagi referee, pelatih dan wasit yang diputuskan bakal diadakan masing-masing 2 kali pada tahun 2022 mendatang. 

Menurut Nico Tampi, dengan dihasilkannya keputusan-keputusan penting pada Rakernas ini,  menunjukkan bentuk perhatian penuh Ketum PP PELTI Dr. Rildo Ananda Anwar dan jajarannya dalam upaya memajukan dan meningkatkan prestasi tenis Negeri ini. 

"Dengan dihasilkannya sejumlah keputusan penting pada Rakernas PP PELTI ini, mengambarkan tingginya perhatian dan keseriusan Ketum PP PELTI Dr. Rildo Ananda Anwar dan jajarannya dalam upaya memajukan dan meningkatkan prestasi tenis Indonesia." pungkas jurnalis senior tersebut dipenghujung keterangan persnya.

Hasil-hasil pertandingan dan Info turnamen tenis terkini lainnya dapat disimak di tenisIndonesia  

Ketum PP PELTI Dr. Rildo Ananda Anwar
saat menyampaikan laporan kinerja PP PELTI 
didepan peserta peserta Rakernas PP PELTI