Kebijakan PP PELTI Terkait Pembebasan Usia Pemain PON Banjir Dukungan dari Petenis Senior dan Yunior

ayotenis.com, Jakarta – Kebijakan Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PELTI) Dr. Rildo Ananda Anwar dan jajarannya yang tidak menerapkan pembatasan usia pemain cabor tenis di ajang PON, mendapat sambutan positif dari sejumlah petenis, baik yunior, senior hingga salah satu satu legenda tenis Indonesia, Bonit Wiryawan.

"Kalau menurut saya, PON ini kan 4 tahun sekali, jadi sebenarnya turnamen ini sangat langka, jadi tidak ada masalah bila PON ini diberlakukan bebas umur, tetapi yang perlu diingat juga kalau PON ini bebas umur kita harus menyelenggarakan juga turnamen yang cukup di KU.. KU.. (Kelompok Umur -red)." tutur Bonit Wiryawan ketika ditemui ayotenis.com di sela-sela perhelatan final Turnamen Tenis Beregu Nasional yang digelar dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Tulungagung ke 816, Minggu (17/10/2021).

Sementara itu secara terpisah ditempat yang sama, salah satu anggota tim tenis Bengkulu, Aditya Hari Sasongko mengatakan, kebijakan pembebasan usia pada perhelatan PON akan memberi kesempatan kepada pemain muda untuk dapat berkompetisi sekaligus menimba pengalaman pada para petenis senior.

"Ya kemarin (PON XX Papua) di open sangat bagus ya karena untuk motivasi kita yang senior dan junior itu untuk mencoba berkompetisi sama pemain-pemain senior jadi merata gitu persaingannya." ujar Aditya.

Tak jauh berbeda dengan pendapat petenis veteran dan senior tersebut diatas, peraih perak tunggal putra tenis PON XX Papua, M. Althaf Dhaifulla Albaihaqi, juga mengutarakan pendapat yang hampir sama.

"Saya jujur pribadi sangat setuju apabila dibebaskan karena disitu akan menjadi tolak ukur antar pemain, Kita bisa mengetahui seberapa jauh gap antara pemain A dan B." kata anggota tim tenis Pabar tersebut.

Salah satu petenis termuda yang berlaga di PON XX Papua, Diah Ayu Novita Yosri Saputri dari kontingen Sumatera Selatan, juga mengungkapkan kesetujuannya dengan penerapan kebijakan bebas usia pemain di ajang PON.

"Kalau dari pribadi saya sendiri sih setuju dengan kebijakan ketum PP PELTI karena dengan adanya kebijakan bebas usia pada PON, kita bisa mendapat banyak banget pengalaman-pengalaman berharga, contohnya kayak bisa main sama senior kita, sama pemain-pemain yang levelnya sudah jauh diatas kita." kata remaja kelahiran November 2004 itu.

Kebijakan PP PELTI dibawah kepemimpinan Dr. Rildo Ananda Anwar yang tidak membatasi usia pemain cabor tenis di ajang PON dimaksudkan guna memberi kesempatan bagi petenis yunior untuk dapat bersaing dengan senior mereka.

"Ini kesempatan bagi pemain yunior mengalahkan seniornya," tutur Dr Rildo Ananda Anwar.

Semoga dengan kebijakan ini akan mematik semangat para petenis muda untuk lebih bersemangat berlatih, dengan harapan dapat berkompetisi dan bersaing dengan senior mereka. Selain itu, para pemain yunior juga dapat mengukur kemampuan mereka dibandingkan dengan para petenis yang lebih senior.

Jadwal Turnamen dan berbagai berita serta informasi tenis terkini lainnya juga dapat disimak di tenisindonesia

Ketum PP PELTI Dr. Rildo Ananda Anwar (tengah) bersama Priska Madelyn Nugroho,
Beatrice Gumulya, Aldila Sutjiadi dan Pelatih Deddy Tedjamukti