Berbagai Permasalahan Pembinaan Tenis yang Terkuak pada Diskusi Virtual PELTI Jatim

ayotenis, Jawa Timur 22 Juli 2020 - Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PELTI) Jawa Timur baru saja sukses menggelar diskusi virtual yang mengambil tema Membedah Permasalahan Pembinaan Tenis di Jawa Timur - Strategi, Solusi dan Implementasinya.

Diskusi yang diadakan pada hari Sabtu, 18 Juli 2020 tersebut, diikuti oleh pengurus PELTI Jawa Timur, Pengurus Kabupaten dan Pengurus Kota (Pengkab/Pengkot) PELTI se Jawa Timur serta sejumlah pelaku dan pecinta tenis dari berbagai daerah.

"Formatnya diskusi, antara Pengprov dengan seluruh Pengkab/Pengkot se Jatim. maksud diadakannya diskusi virtual ini adalah untuk menjalin komunikasi dan koordinasi di tengah-tengah pandemi covid-19 ini, agar kekompakkan, semangat, dan kebersamaan tetap terjaga dalam pembinaan tenis, apapun sikonnya." tutur ketua bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) PELTI Jawa Timur, Dr. H. Mu’arifin, M.Pd, ketika dihubungi ayotenis.com, Senin (20 Juli 2020).

"Diskusi ini diarahkan, yang pertama, mengidentifikasi komponen penentu keberhasilan suatu pembinaan, kedua, menganalisis masalah-masalah yang dihadapi Jatim dalam pembinaan tersebut, ketiga, mencari solusi atas masalah tersebut, sehingga dapat disusun suatu model pembinaan yang tepat dengan karakteriustik pertenisan di Jatim. Hasil akhirnya diharapkan akan dapat dirumuskan blue print pembinaan tenis di Jatim, yang dapat dijadikan panduan atau pedoman dalam pembinaan." imbuhnya.

Pakar Ilmu Keolahragaan dari Universitas Negeri Malang itu menambahkan, selama diskusi berlangsung, dilakukan presentasi pancingan agar peserta memperoleh persepsi yang sama tentang pembinaan tenis. Presentasi ini dibawakan oleh ketua Binpres Pengprov PELTI Jawa Timur. 

"Bahwa pembinaan tenis merupakan suatu sistem yang melibatkan banyak komponen, pembinaan yang baik adalah yang mampu: pertama, mengoptimalkan peran semua komponen tersebut, kedua, mensinergiskan semua komponen untuk saling bekerjasama, saling mengisi, dan tidak tertjadi tumpang tindih peran." papar Mu’arifin.

"Dalam diskusi dilakukan interaksi multi arah yang konstruktif antara Pengprov dengan pengkab maupun pengkot, antara sesama pengkab dan pengkot. Banyak dimunculkan isu-isu strategis dalam pembinaan, misalnya bagaimana upaya agar pelakuk tenis semakin banyak (pemassalan), model talent yang baik dan yang perlu digalakkan (pembibitan), dan bagaimana program yang tepat agar atlet Jatim dapat membela Jatim, dan model pelatihan untuk membiayai atlet tersebut meningkat kemampuannya." lanjut pria asal Kediri tersebut.

Mu’arifin juga mengungkapkan bila pada diskusi tersebut juga ada sesi menampung dan mendengarkan berbagai permasalahan yang dihadapi pengkab maupun pengkot PELTI se Jawa Timur, seperti masalah pendanaan yang kurang memadai, apresiasi peraih prestasi yang kurang proporsional, jadwal kompetisi yang masih perlu diatur sedemikian rupa agar tidak overlap, permasalahan yang dihadapi orang tua atlet dalam menyiapkan anaknya agar jadi petenis handal dan berbagai permasalahan lainnya.

Mu’arifin berharap diskusi serupa dapat diselenggarakan secara berkesinambungan dan hasil diskusi dapat segera diimplementasikan dalam karya nyata, yakni sistem pembinaan yang baik, serta tersusunnya blue print pembinaan tenis di Jawa Timur.

"Semua pembina tenis bergerak sesuai dengan tupoksi masing-masing, sehingga pada akhirnya tenis dapat menghantarkan nama Jawa Timur, bahkan Indonesia. Dan bila memungkinkan dapat memberi kontribusi prestasi hingga ke jenjang internasional." pungkasnya. 

Diskusi Virtual Pelti Jatim
Diskusi Virtual Pelti Jatim