Catatan Ringan Arayana: Kompetisi Internal Antar Pemain Pelatnas Tenis

ayotenis, Jakarta 18 Juni 2020 - Perhelatan Kompetisi Internal Antar Pemain Pelatnas (Pemusatan Latihan Nasional -red) Tenis Putri Indonesia yang diadakan sejak Selasa, 16 Juni 2020, di lapangan tenis komplek stadion tenis Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, telah menuntaskan pelaksanaan hari ketiga.

Beberapa catatan menarik mewarnai ajang yang mempertarungkan para Srikandi-Srikandi tenis andalan Merah Putih yang tergabung dalam Pelatnas tenis Indonesia tersebut.

Hingga hari ketiga, Kamis (18 Juni 2020), petenis putri nomor satu Indonesia saat ini, Aldila Sutjiadi, belum sekalipun tersentuh kekalahan, bahkan gadis manis kelahiran 2 Mei 1995 itu juga belum kehilangan satu set pun. Apakah langkah impresif peraih medali emas tenis Asian Games 2018 dan SEA Games 2019 itu bakal terus berlanjut hingga hari terakhir? menarik untuk kita simak terus kiprahnya.

Catatan yang tak kalah menarik dari ajang ini adalah bangkitnya petenis paling senior di pelatnas tenis putri Indonesia, Jessy Priskila Rompies. Bagaimana tidak, dalam dua hari terakhir, peraih medali emas tenis ganda putri SEA Games 2019 itu, berhasil mempecundangi dua petenis putri papan atas negeri ini. Pada hari kedua, Rabu (17 Juni 2020), Echi, demikian Jessy Priskila Rompies lebih kerap disapa, secara mengejutkan berhasil menaklukkan peraih medali perunggu tenis nomor tunggal putri SEA Games 2019, Priska Madelyn Nugroho, dalam dua set langsung, 6-2, 6-4. Selang sehari kemudian, giliran Beatrice Gumulya yang jadi korban keganasan Echi. Bea, panggilan akrab Beatrice Gumulya, juga ditekuk dua set langsung oleh Echi.

Sejatinya Echi mampu membabat habis semua lawan yang telah dihadapinya, seandainya gadis yang pada bulan April lalu tepat berusia 30 tahun ini. Echi seakan kecolongan di laga perdana, terutama pada set pertama kala menghadapi anggota tim Fed Cup Indonesia, Janice Tjen. Kalah tipis 6-7(9) pada set pertama, Echi mampu bangkit dan menggasak Janice dengan memberinya hadiah kue bagel alias kemenangan telak 6-0. Sayang sekali di set ketiga yang menggunakan sistem Super Tie Break, Echi kalah dengan skor 7-10. Sepertinya faktor fisik masih menjadi masalah klasik bagi Echi.

Sebenarnya masih banyak catatan lainnya, namun kompetisi ini boleh dikata baru berjalan separuhnya, masih akan mungkin bakal terjadi kejutan-kejutan dan cerita-cerita lainnya. Akan semakin menarik untuk terus kita ikuti perkembangannya.