Atet Wijono, Petenis Indonesia yang Pernah Jadi Runner-up Australia Terbuka

ayotenis, 30 Januari 2020 - Hari-hari ini perhatian sebagian besar pecinta tenis dunia tertuju ke perhelatan turnamen tenis Grand Slam Australia Terbuka 2020 yang tengah berlangsung di Kota Melbourne, Australia.

Diantara sederet bintang tenis papan atas dunia yang berlaga pada salah satu turnamen paling bergengsi di muka bumi itu, terselip satu nama petenis Kita yang turut ambil bagian bersaing diajang tersebut, petenis itu adalah Priska Madelyn Nugroho. Dara cantik kelahiran 29 Mei 2003 itu tampil di nomor tunggal dan ganda putri kategori yunior.

Namun Priska bukanlah satu-satunya petenis Indonesia yang pernah berlaga di turnamen tersebut, beberapa petenis Merah Putih lainnya juga pernah merasakan ketatnya persaingan turnamen Grand Slam di Negeri Kanguru itu, diantara mereka malah ada yang sukses mengukir prestasi gemilang dengan berhasil menggapai babak final dan bahkan menjadi kampiun.

Sejauh ini Angelique Widjaja menjadi petenis Indonesia dengan torehan prestasi tertinggi di Grand Slam Australia Terbuka. Wanita yang lebih akrab disapa Angie itu, berhasil naik ke podium tertinggi nomor ganda putri kategori yunior pada tahun 2002. Kala itu Angie berduet dengan petenis Argentina, Gisela Dulko.

Beberapa tahun sebelum itu, Wynne Prakusya juga mencatatkan hasil membanggakan dengan tampil sebagai finalis nomor tunggal putri Grand Slam Australia Terbuka yunior tahun 1998.

Tak hanya di sektor putri, petenis putra Indonesia juga ada yang pernah mengharumkan nama ibu pertiwi digelaran turnamen Grand Slam Asia Pasifik tersebut. 

Atet Wijono adalah petenis putra Indonesia yang pernah mengukir prestasi membanggakan dengan berhasil menjejakkan kakinya ke babak pamungkas Grand Slam Australia Terbuka yunior tahun 1970. 

Di final, Atet harus mengakui ketangguhan petenis andalan tuan rumah, Allan McDonald, straight set 5-7, 3-6. Kala itu Grand Slam Australia Terbuka masih digelar di Kota Sydney.

"Waktu itu mainnya di lapangan rumput, saya kecapean untuk masuk ke final single Australian Open 1970, saat itu turnamen ini masih diadakan di Sydney, White City Club." tutur Atet mengisahkan kembali perjuangannya tampil sebagai finalis.

 "Saya masih ingat servicenya lawan keras sekali, dia mainnya maju kedepan lalu volley." kenang Pria kelahiran 11 Maret 1951. 

Atet juga mengisahkan bila pada laga final itu Allan McDonald mendapat dukungan penuh dari para penonton yang menyaksikan laga tersebut.

"Pada pertandingan itu raket saya senarnya putus, ganti raket lain yang tidak sesuai raket sebelumnya." imbuhnya.

"Saat itu selain saya ada juga beberpa petenis Kita yang turut ambil bagian, antara lain Lita, Lany Kaligis, Sugiarto Sutaryo dan Gondowidjojo, tetapi mereka tampil di kelompok umum sementara saya ikut yunior." lanjut Atet.

Diakhir perbincangannya bersama kami, Pria yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Sub Bidang I Kepelatihan Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PELTI) tersebut berpesan kepada para petenis Indonesia agar lebih giat dan bersemangat berlatih agar kelak bisa mengarumkan nama Indonesia di kancah internasional.

Baca juga Info Tenis Terkini lainnya, silahkan klik tautan ini

"Latihan yang keras, tanpa pamrih buat tenis Indonesia, terus ikuti turnamen di luar negeri." pungkas Atet.


Atet Wijono dan John Newcombe